Liberty Phone, Ponsel yang Tidak Menggunakan Android ataupun iOS

Liberty Phone, Ponsel yang Tidak Menggunakan Android ataupun iOS

Liberty Phone 

 Industri smartphone dikuasai oleh dua jenis sistem operasi, yaitu Android dan iOS, keduanya menguasai 99% pasar dunia smartphone. Sekitar 1 persen sisa adalah gabungan dari berbagai sistem operasi kecil yang tidak terkenal, salah satunya adalah PureOS.

PureOS ini berbasis Linux terutama kernel Debian, jadi bukan cabang turunan dari Android seperti yang dilakukan banyak pabrikan smartphone lain (mengasih nama OS sendiri tapi ternyata cuma modifikasi turunan Android).

Baru-baru ini muncul Liberty Phone yang akan menggunakan sistem operasi PureOS, sebelumnya memang telah ada yang menggunakan sistem operasi ini yaitu 'The Librem 5' . Saat itu, Librem 5 hadir dengan PureOS secara bawaan, bukan Android ataupun iOS. Saat itu adalah satu-satunya ponsel cerdas di pasaran dengan sistem operasi yang sepenuhnya bebas dan dapat diaudit dari bawah ke atas, yang dibuat untuk kepentingan terbaik pengguna, bukan untuk keuntungan perusahaan semata. Ini adalah satu-satunya proyek dengan komunitas yang bonafide, bukan model tata kelola perusahaan besar yang memonopoli dan majemuk.


Liberty Phone ini lucunya hadir dengan harga yang sangat mahal, dijual seharga $2.199 atau jika dikurskan ke rupiah sebesar 34 juta rupiah, bahkan melebihi harga Samsung Flip Z dan Fold Z generasi terbaru, padahal Liberty Phone tidak menggunakan material mewah apapun. 

Jika bukan dijual dengan sebutan kelas premium, jadi nilai jual apa yang dikedepankan? Liberty Phone memfokuskan diri kepada privasi dan keamanan. Seperti yang kita ketahui, iOS dan Android tidaklah seprivasi yang kita bayangkan, ini yang dijual dan dipromosikan oleh Liberty Phone.

Liberty Phone boleh dibilang sebagai ponsel termahal yang tidak menggunakan embel-embel perhiasan dan premium, hanya sebuah ponsel standar seperti pada umumnya. Bentuknya pun jelek tidak menarik.

Ponsel ini memiliki spesifikasi prosesor Quad-core dari NXP (Cortex-A53, Vivante graphics), memory 4GB RAM, kapasitas penyimpanan 128 gigabytes, layar ukuran 5.7 inci IPS dengan resolusi 720p dan baterai 4500 mAh yang bisa dicabut seperti ponsel zaman dulu. Kecepatan charging adaptornya agak lambat jika dibandingkan ukuran zaman sekarang yaitu 18W dan tanpa teknologi apapun. Untungnya masih ada lubang port 3.5mm untuk audio.

Kamera belakang hanya memiliki resolusi 13 megapixel dan kamera depan cuma 8 megapixel, agak rendah untuk zaman sekarang, tetapi nampaknya mereka fokus untuk pasar yang berbeda, market orang yang sangat antusias kepada keamanan dan privasi serta tidak menyukai foto-foto ataupun selfie.

Liberty Phone yang mahal ini juga tidak lepas dari pabrikannya yang ada di Amerika Serikat, biaya akan menjadi sangat tinggi jika berasal dari sana, tetapi kualitas produksi tentu tidak diragukan.

Bagi yang belum tahu, karena berbasis Linux Debian, yang sejatinya adalah Desktop OS, sehingga sangat kompatibel jika dicolok ke lingkungan kerja komputer Desktop.

Tapi entah kenapa nampaknya lebih menarik PinePhone jika ingin mencari alternatif Android dan iOS. Bagi yang belum tahu apa itu smartphone PinePhone bisa membacanya di: https://www.androidauthority.com/pine64-pinephone-1053395

Share:
Next Post Previous Post