Review kopi Liberica

Review kopi Liberica

bawah: kopi Liberica

Pada umumnya orang hanya mengetahui dua jenis kopi yaitu kopi Arabica dan Robusta. Kopi Arabica menguasai pasar sekitar 50-an persen, sedangkan Kopi Robusta menguasai 40-an persen, total keduanya berkisar di 99% pangsa pasar kopi seluruh dunia. Sebenarnya selain kedua jenis kopi itu, ada lagi jenis kopi Liberica, menguasai hanya sekitar 1% pasar dunia. 

Dulu ada juga jenis kopi Excelsa, dulunya merupakan kopi jenis tersendiri, tetapi pada tahun 2000-an awal, Kopi Excelsa dimasukin kedalam kategori kopi liberica, dianggap sebagai sub-jenis daripada kopi Liberica, karena memiliki karakteristik yang mirip seperti Pohon yang tinggi, Biji yang besar, dan rasa aroma yang mirip seperti kopi Liberica.

Ada lagi ratusan jenis kopi lain, tetapi ditotalin pun tidak sampai 0,1% pasar global. Kopi Liberica ini paling banyak ditanam di negara Vietnam, atau disebut penghasil kopi Liberica terbesar dunia. Asal kopi Liberica ini adalah berasal dari negara Liberia sesuai namanya, salah satu negara di benua Afrika.

di Indonesia, kopi ini juga disebut kopi Nangka, mungkin karena ada yang menganggap bau aroma kopi mirip dengan buah nangka dan tinggi pohon kopi Liberica memiliki tinggi seperti pohon Nangka. Di Indonesia, kopi ini banyak ditanam atau berpusat di wilayah Sumatera bagian agak ke Selatan, seperti Jambi, Bengkulu, dan Riau.

Kopi Liberica lebih tahan banting atau memiliki daya tahan lebih tinggi daripada kopi Arabica dan Robusta, secara keseluruhan kopi Liberica lebih mirip Robusta dibanding Arabica. Biasa ditanam di dataran rendah antara 1-600 mdpl (dibawah 600 meter diatas permukaan laut), sesuatu yang kopi Robusta sekalipun tidak bisa lakukan. 

Kopi Liberica memiliki karakteristik pohon yang tinggi dan biji kopi ukuran besar, lebih besar dari robusta dan arabica. Hasil kopi nya memiliki rasa asam dan pahit pertengahan antara kopi Arabica dan Robusta.

Barusan saya membeli dan testing kopi Liberica dari salah satu toko online. Pengalaman saya kurang memuaskan, saya memberi kesan negatif. Kira-kira kualitasnya seperti biji kopi Robusta kelas rendah. Pas pertama kali mencicipi, Rasa jenis kopi ini seperti ada rasa pasir. Aromanya seperti bau apek, mengendap, lembab, dan makanan yang sudah basi, tidak sewangi kopi arabica. Bentuk biji selain lebih besar juga terkesan kasar. Pas pertama kali menyerup/menyeruput/menyesap , ada rasa menjijikkan yang membuat alis turun dan muka tegang. Kemudian saya tes untuk membuat cappucino, ternyata tidak membantu, saya tidak mampu minum habis satu cangkir itu. Terakhir biji kopi Liberica tersebut cuma jadi pajangan doank, ga saya konsumsi lagi karena ga suka kualitasnya.

Tapi setidaknya menambah pengalaman pernah mencicipi jenis kopi selain Arabica dan Robusta.




Share:
Next Post Previous Post