Ulasan Pribadi Realme 10 Pro

Ulasan Pribadi Realme 10 Pro


Saya sebelumnya adalah pengguna seri Samsung Galaxy, kemudian pindah ke Realme dengan alasan finansial ekonomi yang semakin ketat.

Sebelumnya saya menggunakan samsung galaxy S20 Ultra, tetapi layar amolednya bermasalah muncul green flickering, dan jika mau reparasi kena 3.7 jutaan, dengan biaya segitu mending beli smartphones baru, gila saja, apalagi saya dengar model ini memang banyak yang komplain serupa di internet, sehingga saya rasa lebih ke masalah kualitas pabrikan, tapi pihak Samsung tidak mau tahu, konsumen yang harus keluar biaya reparasi.

Setelah mengecek sana-sini, saya memutuskan mengambil Realme 10 setelah melihat video dari youtuber terkenal luar negeri Marquis brownlee (MKHBD) yang merekomendasikan ini untuk kelas harga menengah.

Realme 10 yang hadir di Indonesia ada tiga model; 10, 10 Pro, 10 Pro+. Tidak tahu kenapa yang versi Realme 10S tidak hadir di Indonesia. Terakhir saya dengar ada juga versi model 10T.

Saya memlih 10 Pro, ini adalah model yang paling tidak laku dibanding kedua saudara kembarnya. Alasan saya memlih model ini karena menggunakan layar LCD, kedua model lain menggunakan amoled. Alasannya sudah tentu berhubungan dengan pengalaman buruk pada amoled sebelumnya. Alasan lain karena logika saya mengatakan bahwa karena menggunakan layar LCD sehingga biaya-nya lebih ditekan, jadi cost perfomance lebih efisien dibanding dua model lain. Alasan lain karena melihat di malam hari, amoled lebih silau dibanding lcd, kadang mata ga tahan.

Oppo Realme 10 Pro
tiga pilihan warna pada realme 10 pro


Kemudian alasan lain yang penting adalah processor pada model 10 Pro menggunakan Qualcomm Snapdragon 695 yang lebih teruji kualitasnya dibandingkan Mediatek pada dua model lain.

Untuk pilihan warna, dari situs luar disebut ada tiga pilihan warna plus satu edisi khusus coca-cola, tetapi yang ada di marketplace Indonesia hanya ada dua pilihan warna. Saya memilih yang warna biru, karena kebetulan saya cari yang harga paling murah di marketplace yaitu di angka 4 juta rupiah dan di toko itu cuma ada pilihan warna biru.

Pertama sebelum review, saya mau mengatakan bahwa saat mengganti sebuah device smartphones beda merek, pasti akan merasa terkesan tak terbiasa dan perlu adaptasi, sehingga lebih mudah deteksi kekurangan ataupun fitur yang tidak ada dibanding ponsel lama. Jadi jika saya membahas kekurangan, bukan berarti ini adalah smartphone yang jelek, hanya lebih mudah terekspos yang negatif dibanding positif saat mengganti merek. 

Dus berwarna kuning yang cukup cerah dan kontras. Warna biru pada body ternyata tidak sesilau seperti penampakan di foto, saat lihat di foto awalnya pikir bakal sangat silau refleksinya jika terkena cahaya, ternyata aslinya agak dove, jadi tidak terlalu narsis kilauannya.

Yang menarik adalah dalam dus selain charger juga sudah dapat casing plastik gratisan, jadi tidak perlu beli-beli lagi. Charger yang didapat memiliki teknologi Super VOOC dengan daya 33 watt.

Biarpun hybrid dual sim card, model ini tidak mendukung e-sim, jadi terpaksa saya membuang satu nomor e-sim smartfren saya.

Pas startup dengan menekan tombol power, dan melewati setup, hal pertama yang saya rasakan adalah terlalu banyaknya aplikasi sampah bawaan (bloatware), lebih banyak dari Samsung, ini poin negatif pertama yang saya rasakan. Langsung saja saya uninsta.l banyak di antaranya. Termasuk ada 3-4 games bawaan (ada yang slot-slot segala).

Setelah uninstall, dan utak-atik beberapa waktu, ntah kenapa ini aplikasi bawaan seperti 3-4 biji game-game yang tadi gitu, kembali muncul! , terpaksa harus uninstall ulang, ga tau kenapa bisa muncul kembali, sampe saya harus melakukan proses serupa dua kali. Kayak maksa gitu harus main game slot. Untungnya besok-besok uda ga gitu.

Untuk pindah data dari ponsel lama ke baru, terdapat dua pilihan, yang pertama dari bawaan google yaitu di bar pencarian google app ketik setup my device, yang kedua dari aplikasi bawaan realme "Clone Phone". Saya tes yang pertama tetapi gagal. Tes cara kedua, akhirnya berhasil, tetapi tidak sebagus samsung smartswitch, pertama karena kecepatannya lebih lambat, yang kedua tidak semua aplikasi ikut pindah tidak tahu kenapa (sehingga harus cek satu per satu lagi).

Fitur-fitur RealMe tergolong sangat banyak, karena baru pertama kali menggunakan merek RealMe, masih belum pengalaman dengan dunia realme, sehingga saya awalnya disable tutup semua fitur-nya dulu, nanti jika sudah terbiasa baru tes satu per satu fitur khususnya. 

Tapi ada satu yang tidak bisa ditutup yaitu halaman google feed atau discover di homescreen. Memang bisa non-aktifkan feednya, tetapi halamanya tidak bisa dihapus, alias permanen. Sedangkan di Samsung itu bisa. Jadi sifatnya yang agak maksa ini saya kurang suka biarpun saya masih ada melihat feed dari google discover, tetapi lebih suka melalui aplikasi.

Uniknya adalah di fingerprint yang berada di samping, saya pertama kali menggunakan fingerprint yang terletak di sisi, sebelumnya cuma pernah yang di depan dan belakang. Langsung saja saya set dua jari saya, yaitu telunjuk kiri dan jempol kanan. Jempol kanan responsnya bagus, tetapi yang telunjuk kiri agak kurang, masih sering gagal untuk unlock screen.

Pertama kali menggunakan ponsel ini, saya anjurkan untuk utak-atik UI dan setting-nya sesuai dengan kebiasaan dan kemauan kamu, jika tidak maka akan ada beberapa hal yang tidak biasa, seperti apps drawer yang muncul terus search bar dan shortcut aplikasi promosi.

Fitur Screenshotnya, mirip dengan samsung yang bisa lebih dari satu halaman, bedanya di sini pemilihan batas akhir screenshot dilakukan secara manual mau berakhir di mana, itu bagus sih dan lebih baik dari samsung. Kurangnya adalah pada Samsung itu bisa ditempel link url situs secara otomatis saat skrinshut konten sebuah situs. Jadi misalkan 6 bulan lagi kita buka gambar skrinshut, bisa klik link itu. Hal ini tidak ada pada Realme.

Bagian genggaman sisi lebih mirip iphone yang rata, secara opini pribadi, saya kurang suka, lebih suka yang agak runcing gitu terkesan lebih kuat genggamannya, tapi itu lebih ke masalah pribadi ya.

Baterai-nya sangat awet, lebih awet dari Samsung, bisa untuk dipakai seharian, kadang bahkan saya menggunakan lebih dari 24 jam baru charging.

Pengisian daya juga sangat cepat, dengan teknologi super VOOC 33 watt, saya merasakan kecepatannya dalam pengisian daya. 

Untuk fitur game setting, tidak semenarik aplikasi game booster-nya samsung pilihan fiturnya, pilihannya tidak banyak.

Nilai positif dari realme 10 series adalah masih menggunakan lubang konektor 3.5mm untuk audio. Mayoritas sekarang sudah tidak menggunakan itu, sehingga kurang cocok untuk para kaum audiophile ataupun yang punya beberapa peralatan portable audio yang mumpuni.

Untuk tingkat cahaya, sangat terang, karena saya hanya menggunakan sekitar 20-25% tingkat cahaya. Suara yang keluar dari speaker saat telepon jernih.

Ada RAM expansion, jadi yang standarnya 8 GB, bisa ditambah dengan virtual memory 4 GB lagi. Saya tidak tahu apakah yang virtual ini bisa sebagus yang asli, rasanya ragu ya.

Untuk kamera, belum saya coba karena saya jarang foto-foto, juga tidak hobi selfie. Nanti jika ada kesempatan baru saya update soal kualitasnya.

Selain akun google, biasa setiap merek android memiliki akun sendiri, ini Realme juga begitu, masalahnya untuk backup atau menggunakan kapasitas cloud storagenya harus bayar, alias tidak gratisan sama sekali. Beda dengan Samsung ataupun Apple. Dalam hal cloud ini, realme menggunakan HeyTap cloud, tidak tahu itu perusahaan sendiri atau bekerjasama dengan perusahaan lain.

Hal yang saya tidak suka adalah saat mencari sebuah aplikasi melalui bar pencarian di apps drawer , setelah dapat, itu tidak bisa di klik dan tahan untuk munculin menu (seperti apps detail. uninstall, dll), hal ini sangat menyebalkan.

Untuk performance, sudah sangat baik, karena sebelumnya ponsel-ponsel android di zaman dulu, wajib beli kelas flagship, sedangkan yang kelas menengah ke bawah gitu biasa sering lag apalagi setelah beberapa waktu penggunaan, sedangkan ini tidak terkesan lag. Biarpun secara total, performancenya masih dikalah dibanding Samsung S20 saya, hal ini terasa saat bermain game, jadi ada sebuah game yang saya mainkan di kedua ponsel, saat menekan sebuah tombol dengan cepat terkesan tidak langsung aktif, kemungkinan karena game itu agak berat jadi ada delay dan responsif, jadi saya yang terbiasa menggunakan Samsung S20 merasakan hal ini, sehingga harus membiasakan diri agar tidak menekan terlalu cepat, membiasakan delay beberapa mili-detik.

Sudah ada QR scanner bawaannya, mantap lebih baik dari samsung yang tidak ada. Apps Drawer-nya secara bawaan bisa modifikasi ukuran icon, termasuk pengaturan bentuk icon, sesuatu yang terkesan fitur kecil tapi menarik karena jadi lebih bebas berekspresi.

Untuk halaman multi-task manager, ada sedikit yang berbeda dengan samsung, jika di samsung menekan tombol close all, maka semua app akan tertutup, tetapi untuk realme, aplikasi yang sedang aktif sekarang tidak ikut tertutup.

Glass atau kaca pada realme 10 pro, terkesan permukaan kurang lembut / kurang licin dan kurang kuat dibanding Samsung S20, mungkin karena S20 menggunakan glass gorilla glass yang lebih mahal sehingga lebih terasa mantap permukaan kacanya saat disentuh.

Untuk kestabilan, penggunaan beberapa hari cuma ada beberapa kali muncul hal-hal atau kejadian yang tidak stabil yang masih bisa hitungan jari, masih dianggap normal untuk saya. Speaker audio output cuma ada satu (mono).

Secara keseluruhan, biarpun belum bisa dibanding dengan smartphone kelas flagship, dengan harga sekitar empat juta rupiah, ponsel realme 10 pro ini sangat worth for money, alias layak untuk dibeli. 

Apa yang saya harapkan untuk Realme? 
selama ini ponsel android dikenal tidak tahan lama penggunaannya, tetapi belakangan beberapa tahun ini hal itu sudah berhasil ditangani untuk smartphone kelas flagship, sedangkan untuk yang kelas menengah ke bawah saya masih belum tahu apakah juga sudah tahan lama. Semoga penggunaannya dapat bertahan sampai 4-5 tahun kedepan. 

Untuk masalah update software juga, semoga bisa seperti Samsung flagship atau apple yang bisa tetap dapat sampai 4 tahun ke depan. 

Akan saya perbaharui artikel review ini setelah beberapa lama pemakaian.

update: ada bug ga bisa share upload file ke google drive (baik pakai wifi ataupun paket data). Dan saat mau share, itu tidak bisa pin atau yang sering digunakan seperti google drive atau whatsapp letaknya paling depan, jadi butuh scroll geser-geser cari lagi yang makan cukup waktu lama.

--

Kesimpulan 4 masing-masing plus minus favorit saya.

Plus:
  1. Battery tahan lama
  2. Masih menggunakan lubang audio 3.5mm
  3.  Mendapatkan casing gratis
  4. Charging yang cepat
Minus:
  1. Banyak aplikasi sampah bawaan (bloatware)
  2. Tidak bisa tutup halaman google discover pada homescreen
  3. Fingerprint samping kurang bagus deteksi telunjuk tangan kiri saya
  4. Search apps di apps drawer, setelah mendapat aplikasi yang kita cari, tidak bisa munculin menu
Share:
Next Post Previous Post