Mengenal Film China Upstream (2024): Kisah Perjuangan dan Realitas Pekerja Ojol
79percentclock.com - Upstream (Mandarin: 逆行人生, Life Against the Current) adalah film asal Tiongkok tahun 2024 yang disutradarai, ditulis, dan dibintangi oleh Xu Zheng. Film ini menarik perhatian penonton dengan cerita yang menyentuh hati tentang perjuangan seorang pekerja ojol di tengah kerasnya kehidupan urban di Tiongkok modern. Dengan mengangkat isu sosial yang jarang tersentuh dalam sinema Tiongkok, Upstream berhasil mencuri perhatian baik di bioskop Tiongkok maupun di platform streaming seperti Netflix. Untuk mencari info lebih lanjut mengenai film, silahkan cek sumber.
Berikut adalah ulasan mendalam tentang jalan alur cerita, review, dan pesan yang terkandung dalam film ini.
Sinopsis dan Jalan Cerita
Upstream berfokus pada kehidupan Gao Zhilei (diperankan oleh Xu Zheng), seorang programmer berusia 45 tahun yang menjabat sebagai manajer IT di sebuah perusahaan teknologi di Beijing. Gao menikmati kehidupan yang tampak sempurna: gaji yang cukup untuk menyekolahkan anaknya di sekolah internasional dan mencicil rumah. Namun, hidupnya berubah drastis ketika ia dipecat akibat efisiensi perusahaan di tengah perlambatan ekonomi Tiongkok. Karena usianya yang dianggap "terlalu tua" untuk pasar kerja IT, Gao kesulitan mencari pekerjaan baru.
Untuk menyembunyikan krisis ini dari keluarganya, Gao berpura-pura tetap bekerja setiap hari. Namun, rahasianya terbongkar ketika ayahnya jatuh sakit akibat bekerja terlalu keras di toko kelontong keluarga, dan Gao harus menghadapi tekanan finansial yang semakin berat, termasuk tagihan rumah sakit dan cicilan KPR. Dalam keadaan terdesak, Gao memutuskan untuk menjadi kurir pengiriman makanan, sebuah pekerjaan yang awalnya ia anggap rendah karena statusnya sebagai pekerja kerah putih.
Perjalanan Gao sebagai kurir penuh dengan tantangan. Ia harus bekerja hingga 14 jam sehari, menghadapi tenggat waktu ketat, pelanggan yang menuntut, dan persaingan sengit dengan kurir lain. Film ini menggambarkan kerasnya dunia gig economy, di mana pekerja seperti Gao harus berlomba dengan waktu untuk menghindari denda, mengambil jalan pintas berbahaya, dan menanggung tekanan dari aplikasi pengiriman yang lebih mengutamakan keuntungan platform daripada kesejahteraan pekerja. Meski begitu, Upstream juga menonjolkan momen-momen solidaritas dan humor di antara para kurir, menciptakan ikatan emosional yang kuat antara Gao dan rekan-rekannya, seperti Big Black, Stingie, dan Dashan.
Di paruh kedua film, cerita beralih ke perjuangan Gao untuk menjadi kurir berperingkat tertinggi, dengan adegan-adegan penuh aksi yang menyerupai balapan. Gao mengalami perkembangan karakter yang signifikan, dari seorang pria egois dan mageran menjadi sosok yang tegar dan pantang menyerah. Meskipun demikian, film ini memilih jalur optimisme dengan akhir yang bahagia, di mana Gao berhasil memenuhi target pengiriman untuk melunasi cicilan KPR-nya, sebuah keputusan naratif yang menuai pujian sekaligus kritik.
Review dan Penerimaan
Upstream mendapat sambutan positif dari penonton dan kritikus karena keberaniannya mengangkat isu sosial yang sensitif, seperti diskriminasi usia di dunia kerja, tingginya biaya hidup, dan eksploitasi dalam gig economy. Film ini memperoleh peringkat rata-rata 6,8 di platform ulasan Douban, mencerminkan apresiasi penonton Tiongkok terhadap realisme ceritanya. Banyak penonton di Beijing dilaporkan menangis saat menonton, tersentuh oleh penggambaran perjuangan Gao yang begitu relevan dengan realitas masyarakat urban Tiongkok pada 2024.
Xu Zheng, yang juga menyutradarai film ini, berhasil menghadirkan akting autentik sebagai Gao Zhilei. Penampilannya disebut "fenomenal" dan mampu menangkap emosi seorang pria yang terpuruk namun berusaha bangkit. Aktris Xin Zhilei, yang memerankan istri Gao, Xiao Ni, juga mendapat pujian karena memperlihatkan kesetiaan dan kekuatan keluarga di tengah krisis. Meski begitu, beberapa kritikus menilai akting Xiao Ni kurang menyatu, dan emosi ayah Gao di awal film terasa berlebihan.
Namun, Upstream juga menuai kritik. Beberapa penonton dan kritikus merasa film ini tidak cukup mendalam dalam membahas isu sistemik, seperti kurangnya perlindungan bagi pekerja ojol. Alih-alih menawarkan kritik tajam terhadap sistem gig economy, paruh kedua film beralih menjadi narasi "mengatasi kesulitan" yang klise, dengan fokus pada keberhasilan individu Gao daripada perubahan sistemik. Ending bahagia dianggap oleh sebagian orang sebagai penyederhanaan masalah yang kompleks, yang menyiratkan bahwa keberhasilan hanya dapat diraih dengan meninggalkan pekerjaan blue-collar.
Secara teknis, Upstream dipuji karena montase yang apik dan ritme cerita yang cepat, membuat penonton mudah terseret dalam emosi Gao. Namun, beberapa efek visual (VFX) di bagian akhir dianggap berlebihan dan mengganggu fokus pada karakter. Durasi film yang mencapai dua jam juga disebut bisa dipangkas 15-20 menit untuk membuatnya lebih padat.
Pesan dan Relevansi Sosial
Upstream menawarkan gambaran realistis tentang tantangan pekerja ojol di Tiongkok, terutama di tengah perlambatan ekonomi dan PHK massal yang menargetkan pekerja di atas usia 35 tahun. Film ini menyoroti isu-isu seperti diskriminasi usia, tekanan ekonomi, dan eksploitasi dalam sistem pengiriman makanan, di mana kurir dengan peringkat rendah sering mendapat pesanan jarak jauh dengan bayaran kecil.
Meski demikian, film ini juga menyampaikan pesan harapan dan solidaritas. Sutradara Xu Zheng menegaskan bahwa ia ingin menyampaikan "energi positif" melalui cerita ini, menunjukkan bahwa keluarga dan komunitas dapat menjadi sumber kekuatan di tengah kesulitan. Gao belajar untuk menghargai pekerjaan yang sebelumnya ia anggap remeh dan menemukan makna dalam perjuangannya sebagai kurir. Film ini juga mengajak penonton untuk lebih menghormati pekerja layanan, seperti kurir makanan, yang sering dianggap "tak terlihat" di balik layar.
Kesimpulan
Upstream adalah film yang kuat secara emosional dan relevan secara sosial, menawarkan kombinasi drama, humor, dan kritik terhadap realitas ekonomi Tiongkok modern. Meskipun tidak sempurna—dengan kritik terhadap ending yang klise dan kurangnya pembahasan mendalam tentang isu sistemik—film ini berhasil membangun empati terhadap perjuangan pekerja ojol dan menginspirasi penonton untuk menghargai nilai setiap pekerjaan. Dengan akting yang memukau dari Xu Zheng dan penggambaran kehidupan urban yang autentik, Upstream layak ditonton bagi mereka yang ingin memahami sisi manusiawi dari gig economy dan dinamika kehidupan di Tiongkok saat ini.
Rating film: 8.5/10