Elon Musk, Orang Terkaya Dunia, Apa Saja Bisnis Usahanya?
79percentclock.com -- Elon Musk, pebisnis visioner kelahiran Afrika Selatan, dikenal sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia teknologi. Dengan kekayaan bersih mencapai sekitar US$424,7 miliar per Mei 2025 menurut Forbes, Musk telah membangun kerajaan bisnis yang mencakup berbagai sektor, mulai dari otomotif, antariksa, kecerdasan buatan, hingga infrastruktur. Berikut adalah ulasan lengkap tentang bisnis-bisnis utama yang dipimpinnya, yang mendorong batas-batas inovasi dan menimbulkan berbagai pro dan kontra.
Berbagai Lini Bisnis Elon Musk
Tesla (termasuk mobil listrik & auto-pilot)
Perusahaan Tesla, Inc., didirikan pada tahun 2003 dan dipimpin Elon Musk sebagai CEO sejak 2008, adalah pemimpin global dalam industri mobil listrik. Tesla telah mengubah persepsi publik tentang kendaraan bertenaga baterai, yang sebelumnya dianggap kurang menarik, menjadi simbol gaya dan performa tinggi. Model populer seperti Tesla Model S, X, Y, dan 3 telah terjual lebih dari 2 juta unit pada 2021 saja, dengan nilai pasar perusahaan mencapai US$1,2 triliun pada 2025.
Inovasi Auto-Pilot: Teknologi Full Self-Driving (FSD) Tesla adalah fitur unggulan yang memungkinkan mobil beroperasi secara semi-otonom. Meski dianggap revolusioner, teknologi ini menuai kritik karena dianggap belum sempurna dan berisiko, dengan beberapa laporan kecelakaan yang memicu debat tentang keamanan. Musk tetap optimistis, mendorong visi kendaraan otonom yang sepenuhnya bebas pengemudi, meskipun tantangan teknis dan regulasi masih menghambat.
Tesla Energy: Pada 2016, Tesla mengakuisisi SolarCity seharga US$3,66 miliar, mengintegrasikan bisnis panel surya dan penyimpanan energi baterai. Akuisisi ini menuai kontroversi karena dianggap menguntungkan Musk secara pribadi, tetapi kini Tesla Energy menjadi pemain utama dalam energi terbarukan.
Space X
Didirikan pada 2002, SpaceX adalah perusahaan antariksa yang bertujuan menjadikan umat manusia sebagai peradaban multiplanet. Dengan valuasi sekitar US$350 miliar pada 2025, SpaceX terkenal dengan roket reusable seperti Falcon dan Dragon, yang secara signifikan mengurangi biaya peluncuran. Hingga 2020, SpaceX telah meluncurkan lebih dari 100 roket, termasuk misi berawak ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk NASA.
Kontribusi Utama: SpaceX memperkenalkan konsep roket yang dapat digunakan kembali, sebuah terobosan yang menghemat biaya dan membuka peluang eksplorasi Mars. Musk juga memiliki visi ambisius untuk membangun koloni di Mars melalui proyek seperti "Mars Oasis." Namun, proyek peluncuran roket di Biak, Papua, sempat menuai penolakan masyarakat lokal, menunjukkan tantangan sosial dalam ekspansi SpaceX.
XAI (yang menciptakan Grok)
xAI, didirikan pada Maret 2023, adalah perusahaan kecerdasan buatan (AI) yang bertujuan memahami "sifat sejati alam semesta." Produk utamanya, Grok, adalah chatbot AI yang dirancang sebagai alternatif "maksimal pencari kebenaran" dibandingkan model AI lain seperti ChatGPT, yang menurut Musk terlalu "politically correct." Grok terintegrasi dengan platform X dan telah merilis versi seperti Grok-1.5 dan Grok-3, yang memiliki fitur seperti DeepSearch dan kemampuan pengeditan gambar.
Pada 2025, xAI mengakuisisi X Corp senilai US$33 miliar dan menawarkan untuk membeli OpenAI seharga US$97,4 miliar, meskipun tawaran ini ditolak. Perusahaan ini juga telah mengumpulkan pendanaan lebih dari US$12 miliar, menunjukkan potensi pertumbuhan yang besar, meskipun Grok masih dianggap tertinggal dibandingkan kompetitor seperti ChatGPT.
X (sebelumnya Twitter), juga Xchat
Musk mengakuisisi Twitter pada Oktober 2022 seharga US$44 miliar dan mengubah namanya menjadi X pada 2023, dengan visi menjadikannya "aplikasi segalanya" seperti WeChat. Perubahan signifikan termasuk pengenalan fitur berlangganan X Premium, batas karakter tweet hingga 25.000, dan integrasi Grok untuk meningkatkan pengalaman pengguna. XChat, meskipun belum banyak dibahas secara spesifik karena belum dirilis, diyakini merupakan bagian dari ekosistem X yang berfokus pada komunikasi berbasis AI.
Namun, akuisisi ini kontroversial. Kebijakan Musk, seperti PHK besar-besaran dan perubahan moderasi konten, memicu kritik atas peningkatan ujaran kebencian di platform. Selain itu, X menghadapi tantangan finansial, termasuk tunggakan sewa kantor, dan persaingan dari platform seperti Threads milik Instagram.
The Boring Company (termasuk Vegas Loop)
The Boring Company, didirikan pada 2016, berfokus pada pembangunan terowongan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. Salah satu proyek utamanya adalah Vegas Loop, sistem transportasi bawah tanah di Las Vegas Convention Center, yang telah selesai sepanjang 1,7 mil pada 2025. Perusahaan ini juga mengembangkan terowongan R&D di Hawthorne, California, dan pernah bereksperimen dengan konsep Hyperloop.
Tantangan: Meskipun inovatif, proyek Vegas Loop masih dalam tahap ekspansi, dan rencana Hyperloop belum sepenuhnya terwujud setelah penutupan Hyperloop One. Kritik terhadap The Boring Company mencakup biaya tinggi dan kelayakan jangka panjang solusi terowongannya.
NeuraLink (termasuk Blindsight)
Neuralink, didirikan pada 2016, mengembangkan teknologi antarmuka otak-komputer untuk mengatasi gangguan neurologis. Produk utamanya, N1, telah diimplan pada tiga pasien hingga Mei 2025, termasuk seorang pria dengan ALS yang kini dapat berbicara melalui komputer. Blindsight, proyek terbaru Neuralink, bertujuan memulihkan penglihatan bagi penyandang disabilitas visual.
Namun, Neuralink menuai kontroversi terkait uji coba pada hewan, dengan tuduhan pelanggaran kesejahteraan hewan dan tekanan Musk untuk mempercepat pengembangan. Meski begitu, persetujuan uji klinis pada manusia di AS menunjukkan potensi besar teknologi ini.
Hyperloop
Hyperloop, diusulkan Musk pada 2013, adalah konsep transportasi berkecepatan tinggi menggunakan tabung vakum untuk mengangkut penumpang antar kota, seperti Los Angeles ke San Francisco, dalam waktu kurang dari 30 menit. Meskipun Musk tidak mendirikan perusahaan Hyperloop secara langsung, ia mendorong pengembangan melalui kompetisi seperti Hyperloop Pod Competition, dengan rekor kecepatan 482 km/jam oleh tim TUM Hyperloop pada 2019.
Sayangnya, Hyperloop One, perusahaan utama yang mengembangkan konsep ini, telah ditutup, dan proyek ini belum mencapai realisasi komersial. Tantangan teknis dan biaya tinggi menjadi hambatan utama.
Padahal, jika berhasil digarap, kecepatan Hyperloop bisa mencapai 1200 km / jam atau bahkan lebih, yang berarti lebih cepat dari alat transportasi cepat seperti pesawat komersial. Jadi biarpun Elon Musk adalah penggagas ide modern Hyperloop, tapi kemunculan produk jadi Hyperloop masih jauh dari realisasi.
SolarCity
SolarCity, didirikan pada 2006 oleh sepupu Musk, adalah penyedia panel surya terbesar kedua di AS pada 2013. Musk mendanai konsep awal perusahaan ini, yang kemudian diakuisisi Tesla pada 2016 untuk membentuk Tesla Energy. SolarCity memainkan peran penting dalam mempromosikan energi terbarukan, termasuk donasi sistem tenaga surya untuk daerah bencana seperti Fukushima, Jepang.
StarLink
Starlink, bagian dari SpaceX, adalah jaringan satelit yang menyediakan internet berkecepatan tinggi ke wilayah terpencil. Dengan valuasi US$137 miliar, Starlink telah meluncurkan ribuan satelit dan berperan penting dalam komunikasi, misalnya di Ukraina selama konflik. Di Indonesia, Starlink diluncurkan pada 2024, tetapi menuai kritik dari penyedia internet lokal karena potensi predatory pricing dan ancaman terhadap bisnis telekomunikasi nasional.
Analisis Kritis: Dampak dan Kontroversi
Bisnis Musk sering kali dianggap revolusioner, tetapi juga memicu perdebatan. Tesla dan SpaceX telah mengubah paradigma di industri masing-masing, tetapi proyek seperti Neuralink dan X menghadapi kritik atas etika dan keberlanjutan finansial. Musk sering memindahkan sumber daya antar perusahaannya, seperti chip Nvidia dari Tesla ke xAI, yang menimbulkan pertanyaan tentang transparansi dan konflik kepentingan.
Selain itu, pendekatan Musk yang agresif—termasuk PHK besar-besaran di X dan tekanan untuk mempercepat pengembangan di Neuralink—menuai kecaman. Namun, visinya yang berani dan fokus pada inovasi terus menarik investor dan pengikut, dengan perusahaan seperti xAI dan SpaceX mendapatkan pendanaan miliaran dolar.
Kesimpulan
Elon Musk adalah simbol ambisi dan inovasi, dengan bisnis yang mencakup mobil listrik, eksplorasi antariksa, AI, dan infrastruktur. Meski penuh kontroversi, perusahaannya seperti Tesla, SpaceX, xAI, X, The Boring Company, Neuralink, Hyperloop, SolarCity, dan Starlink telah meninggalkan jejak besar dalam teknologi modern. Tantangan ke depan adalah menyeimbangkan visi ambisiusnya dengan keberlanjutan, etika, dan dampak sosial. Bagi Musk, batas langit bukanlah akhir, melainkan awal dari peradaban baru.