Pengindentifikasian Informasi Profile Biji Kopi Tertentu
Bagi pecinta kopi, membaca label pada kemasan biji atau bubuk kopi sering kali terasa seperti membaca “kartu identitas” dari secangkir kopi yang akan kita seduh. Informasi yang tercantum di sana bukan sekadar hiasan atau formalitas, melainkan petunjuk penting yang membantu kita memahami karakter, kualitas, dan potensi rasa dari kopi tersebut. Dari asal daerah penanaman hingga metode pengolahan, setiap keterangan di label menjadi jembatan antara petani di lereng gunung ribuan kilometer jauhnya dengan cangkir kita di rumah.
Memahami informasi ini tidak hanya membuat kita lebih menghargai kopi, tetapi juga membantu memilih kopi yang benar-benar sesuai dengan selera dan kebutuhan.Di era specialty coffee saat ini, label kemasan kopi semakin informatif dan transparan. Seller kopi—baik roastery besar maupun roaster kecil—berlomba memberikan data selengkap mungkin agar konsumen bisa membuat keputusan yang lebih cerdas. Informasi seperti nama varietas, elevasi kebun, skor cupping, tanggal panen dan roasting, hingga catatan flavor notes kini menjadi standar baru. Dengan memahami arti di balik deretan keterangan tersebut, kita tidak lagi sekadar “minum kopi”, tapi benar-benar menikmati cerita panjang perjalanan biji kopi dari tanah hingga menjadi minuman yang membangkitkan semangat setiap pagi.
Berikut adalah penjelasan lengkap dan detail mengenai informasi-informasi yang biasa tercantum di label kemasan kopi (khususnya specialty coffee). Informasi ini semakin standar di kalangan roastery di Indonesia maupun internasional.
1. Nama Kopi / Nama Produk (Branding)
Biasanya berupa nama kreatif yang diberikan roaster, misalnya “Gunung Tilu Fruity Natural”, “Kayumas Anaerobic”, atau “Bener Meriah Honey”. Nama ini sering menggabungkan asal daerah + varietas + proses pengolahan. Dengan menambah nama perusahaan (roastery) atau merk produk di depannya lagi, maka kita akan lebih akurat dan spesifik untuk kopi yang kita bicarakan, seperti contoh Otten Coffee Ethiopia Sidamo Guji Harsu.
2. Asal Daerah (Region / Single Origin)
Negara: Indonesia, Ethiopia, Colombia, dll.
Lebih detail: Provinsi/Kabupaten/Zone (Aceh Gayo, Kintamani Bali, Toraja, Kerinci, dll.)
Kadang sampai nama wilayah/kecamatan/desa/kelompok petani/cooperative/kelurahan (misal: Koerintji Barokah Bersama, Frinsa Estate, Arara Farm).
3. Elevasi / Ketinggian Kebun (Altitude)
Sangat penting karena memengaruhi kepadatan biji dan kompleksitas rasa. Biasanya ditulis dalam meter di atas permukaan laut (masl/mdpl). Contoh: 1.400–1.600 masl atau 1.200–1.800 masl.
4. Jenis Kopi / Spesies Kopi
5. Varietas Biji Kopi (Variety / Cultivar)
Jenis tanaman kopi yang ditanam, misalnya: Arabica: Typica, Bourbon, Caturra, Catimor, S795, Andungsari, Timtim, Lini S, Kartika, Gayo 1, Gayo 2, Ateng, dll.
Robusta: BP 42, BP 308, dll.
Varietas sangat memengaruhi potensi rasa. Salah satu varietas paling terkenal adalah Gesha asal Ethiopia (sering juara kompetisi). Sedangkan yang asal Indonesia, mungkin yang terkenal adalah Rasuna.
Terkadang ada yang menulis istilah "Heirloom". Heirloom mengacu pada varietas kopi Arabika kuno dan asli yang tumbuh secara alami atau tradisional di suatu wilayah, yang belum banyak dimodifikasi atau distandarisasi seperti varietas komersial modern (seperti Caturra atau Catimor). Istilahnya masih original dari dulu belum diubah genetiknya.
6. Proses Pengolahan (Process / Processing Method)
Cara biji kopi dipisahkan dari buahnya:
- Natural / Dry Process
- Full Washed / Wet Process
- Honey (Yellow, Red, Black Honey)
- Semi Washed / Wet Hulled / Giling Basah (khas Indonesia)
- lainnya: Anaerobic Fermentation, Carbonic Maceration, dll (proses eksperimental).
7. Washing Station / Milling Station
8. Estate / Farm
9. Tanggal Panen (Harvest Date)
Biasanya ditulis bulan dan tahun panen (misal: Juni–Agustus 2024 atau Harvest 2024/2025). Semakin baru panen, semakin segar bijinya.
10. Tanggal Roasting (Roast Date)
Sangat krusial untuk menentukan kesegaran kopi. Contoh: Roasted on 15 November 2025. Kopi terbaik biasanya dikonsumsi 1–4 minggu setelah roast date (untuk filter) atau 2–4 minggu (espresso).
Kadang ada yang menulis tanggal Kadaluarsa, yang hitungannya lebih kurang 6-12 bulan dari tanggal roasting. Biarpun sebenarnya biji kopi tidak benar-benar bisa kadaluarsa, cuma sudah kurang segar sehingga kurang direkomendasikan lagi.
11. Roast Level / Tingkat Sangrai
- Light Roast
- Medium-Light
- Medium
- Medium-Dark
- Dark Roast
Kadang ditulis dengan istilah “Filter Roast” atau “Espresso Roast”.
12. Skor Cupping (Cupping Score / SCA Score)
Penilaian rasa oleh Q-Grader (standar Specialty Coffee Association). 80–84,75: Very Good (specialty)
85–89,75: Excellent
90+: Outstanding
Jarang ada yang menulis skor di bawah 80 karena bukan specialty lagi.
13. Flavor Notes / Catatan Rasa / Flavor Profile
Deskripsi aroma dan rasa yang diharapkan, misalnya:
“Black tea, lemon, floral, juicy, chocolate, caramel, red apple, tropical fruits, berries, winey, spicy”.
Ini subjektif, tapi membantu konsumen memilih sesuai selera. Kadang ada roaster yang kurang spesifik dalam menentukan flavor notes, seperti contoh menggunakan istilah "Sweet", yang berarti bisa Karamel, Coklat, dan lainnya.
14. Berat Bersih (Net Weight)
Biasanya 100 g, 200 g, 250 g, 500 g, atau 1 kg.
Ada juga yang kasih informasi keterangan estimasi penyajian satu bungkus itu bisa untuk berapa cups (biasanya 150ml/cup).
15. Kategori Kopi / Tipe Kopi
Single Origin (dari satu daerah saja) atau House Blend (campuran beberapa daerah/varietas).
16. Informasi Roastery
Nama roastery, alamat, kontak, logo, media sosial.
17. Kode Lot / Batch Number
Untuk traceability (bisa dilacak sampai petani/produsen).
18. Cara Penyajian yang Disarankan (Brewing Recommendation)
contoh: “Best for pour over / espresso / cold brew” atau rasio seduh yang direkomendasikan.
Juga ada yang tertera Total Brewing Time, Brewing Ratio, Brewing Temperature.
19. Body (Tekstur atau berat rasa)
Biasa terbagi menjadi Light Body, Medium Body, Full Body. Light Body itu sensasi seperti air atau teh. Bersih, cepat hilang, dan tidak meninggalkan rasa berat. Sedangkan Full Body itu sensasi seperti heavy cream atau sirup. Padat, kaya minyak, dan rasa tinggal lebih lama di mulut.
Kadang ada orang yang menggunakan istilah alternatif, seperti Full Body disebut Bold.
20 Acidity
21. Tingkat Giling (grind size)
- Terlalu Halus: Jika bubuk terlalu halus untuk metode seduh Anda (misalnya menggunakan Fine untuk French Press), air akan melewati bubuk terlalu lama. Rasa kopi akan menjadi pahit, pahang (astringent), dan kering.
- Terlalu Kasar: Jika bubuk terlalu kasar (misalnya menggunakan Coarse untuk Espresso), air akan melewati bubuk terlalu cepat. Rasa kopi akan menjadi asam, hambar, dan terasa seperti air.
22. Informasi Tambahan (opsional)
- Sertifikasi: Fair Trade, Organic, Rainforest Alliance
- Nama petani atau kelompok tani
- Deskripsi singkat cerita di balik kopi tersebut
- Kadaluarsa (biasanya 6–12 bulan setelah roast date)
- Grade: merk kopi yang menjual berbagai macam, kadang mereka kasih grade sebagai patokan untuk produk mereka sendiri (kelasnya)
- Bentuk fisik kopi: Long Bean, Peaberry
- Aroma: bau atau wangi dari biji kopi saat di hirup seperti apa
- Angka Level: ini cuma akal-akalan merk roastery, misalkan Aftertaste: 7.25, Sweetness: 8.50, Aroma: 8.1, Body: 7.25, dll. Itu informasi ga penting dan ga berguna, paling hanya untuk kira-kira kasar membandingkan dengan kopi lain dari roastery yang sama.
--
Tentunya roastery atau perusahaan / merk kopi berbeda bisa menggunakan istilah kata yang berbeda, tetapi merujuk pada hal yang sama, karena gimanapun ini tidak ada standarlisasi nama sama yang diakui semua orang.
Dengan memahami semua informasi di atas, kamu bisa memilih kopi yang benar-benar sesuai selera, metode seduh, dan menikmati kopi dengan lebih sadar serta menghargai kerja keras petani dan roaster. Selamat mencoba membaca label-label kopi berikutnya!


