Hikikomori, Sebuah Generasi Rebahan yang Meningkat Tajam

Hikikomori, Sebuah Generasi Rebahan yang Meningkat Tajam


79percentclock.com - Perekonomian global yang kurang sehat, begitu buruk, dan menurun pesat apalagi setelah kedatangan covid, membuat berbagai negeri mengalami berbagai permasalahan dan krisis, salah satunya adalah istilah Hikikomori di Jepang. 

Para penduduk di negeri Asia Timur seperti Jepang, China, Korea Selatan, telah dikenal karena sifat kerja kerasnya dan rajin, yang banyak menghabiskan waktunya untuk kerja dibanding negeri lain. Anak muda banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan belajar di sekolah.

Persaingan dalam mencari lapangan kerja yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk dan pola pikir, sumber daya manusia, adat, sikap, pemikiran asia timur yang agak beda, membuat para penduduknya menjadi seperti robot, hidup hanya untuk bekerja. Uang dianggap seperti dewa.

Karena puncaknya itu, kemudian muncul-lah kaum atau kelompok yang menyerah untuk bersaing, mereka yang telah lelah dalam kehidupan dengan saingan yang ketat. Mereka memilih untuk tidak melakukan apa-apa, memutusin kehidupan sosial dan interaksi dunia nyata, tidak berjuang untuk menjadi lebih baik atau lebih kaya.

Yang belum menikah, tidak berminat sama sekali untuk menikah apalagi punya anak, toh mereka sendiri kesulitan dalam menghadapi kehidupan mereka sendiri. Mereka hanya melewati hari demi hari. Sebagian orang menganggap mereka tidak berguna, hidup seperti parasit, sampah, sebagian lagi merasa peduli atau kasihan. Tapi apapun itu, mereka secara psikologis telah rusak.

Mereka yang begitu disebut dengan istilah Hikikomori di Jepang, belakangan ini sangat populer dan naik drastis jumlahnya. Sedangkan di China, terdapat istilah mirip yaitu Tang Ping 躺平 yang artinya berbaring datar.

Selain Tang Ping, juga ada istilah Bai Lan (摆烂), ada yang menganggapnya sama dengan Tang Ping, tetapi ada juga yang menganggapnya suatu tingkatan yang lebih parah daripada Tang Ping. Bai Lan ini seperti berusaha merangkul situasi buruk, daripada mecoba merubahnya. Mirip dengan frasa "menghancurkan pot retak" atau "babi mati tidak akan takut air mendidih". 

Jadi jika bisa menerima yang terburuk, maka tidak akan ada yang bisa lebih buruk lagi. Untuk apa berusaha menjadi lebih baik, jika perjalanannya terlalu sulit dan melelahkan, lebih baik menerima apa adanya. Kira-kira mungkin seperti itu pemikiran mereka. Bai Lan terjemahannya adalah "biarkan membusuk"

Update: di China ada istilah baru lagi, yaitu Fo Xi Qing Nian (buddha-like mindset / 佛系青年), menyebut kelompok anak muda yang tidak ingin bersaing dalam rutinitas rat race dan memilih hidup damai dengan tekanan minimal, mereka kadang juga disebut Generasi Zen (bukan Gen-Z ya). Generasi ini tidak mencari promosi dan drama kehidupan. Mereka sering menggunakan kata "terserah", "biarkanlah", "ga peduli".

Hikikomori ataupun Tang Ping sendiri terbagi menjadi beberapa tingkatan; seperti tingkat rendah, menengah, dan parah. Atau ada juga yang menyebut dirinya setengah Hikikomori. Yang setengah hikikomori ini kadang masih bisa kita jumpai di tempat kerja.



Di Korea Selatan, istilah yang mirip adalah Sipposedae atau Wanpo sedae, yaitu generasi sepuluh menyerah (pacaran, pernikahan, melahirkan, pekerjaan atau kekayaan, kepemilikan rumah, hubungan interpersonal, harapan, kesehatan, penampilan fisik, kehidupan). 

Sebutan lain untuk hal generasi ini adalah generasi Satori (Jepang), generasi Sampo atau Gupo (korea), generasi Stroberi / Strawberry (taiwan).

Selain Sipposedae, Korea Selatan juga menggunakan istilah N포 세대 atau generasi N-Po (generasi menyerah).

Munculnya Hikikomori dan versi sebutan masing-masing negeri lain asia timur, membuat situasi yang membahayakan dalam hal populasi. Seperti contoh di Korea Selatan, jumlah tingkat kematian lebih banyak dariapda tingkat kelahiran bayi untuk pertama kalinya dalam sejarah (death cross).

Tingkat kelahiran di Korea Selatan adalah yang paling rendah di dunia. Di ibukota Seoul, tingkat kelahiran bayi mencapai angka serendah 0.64 per wanita, dalam arti dari 100 wanita dewasa, hanya ada menghasilkan 64 bayi. Hal ini akan menjadi masalah besar di kemudian hari, diagram akan mengerucut tajam ke bawah,  populasi usia produktif akan menipis, dengan populasi orang lanjut usia menumpuk.

Di negeri Filipina, istilah yang digunakan adalah Tambay. Sedangkan orang Singapura adalah BBFA, yang merupakan singkatan Bui Bui Forever Alone (secara harafiah arti sosial hidup yang canggung, lajang, tinggal bersama orang tua, dan cenderung memiliki lebih banyak tabungan karena pengeluaran mereka rendah).

Bagaimana dengan Indonesia? belum ada kemunculan istilah ini, penduduk anak muda Indonesia masih belum mencapai tahap itu. Paling mendekati mungkin adalah istilah Kaum Rebahan atau Generasi Rebahan.

Istilah umum dalam bahasa inggris, biarpun tidak resmi, mungkin adalah Lying Flat (berbaring datar). Menurut survei, ratat-rata anak muda yang Lying Flat cenderung bermain video game selama waktu luang mereka, berkisar antara 2 sampai 8 jam per hari.

Survei juga menemukan bahwa situasi tekanan ekonomi, seperti pengangguran dan inflasi, cenderung mendorong generasi muda untuk hidup Lying Flat.

Di negeri barat, juga mungkin terdapat situasi serupa, tetapi tidak ada istilah khusus karena tingkatannya masih tidak separah negeri-negeri asia timur.

Beberapa istilah negeri barat yang mungkin terkait adalah "minimalism", FIRE (financial independence, retire early), European Gen Z, Waithood, NEET (not in employment, educational, training), Freeters, parasite singles,  Boomerang Generation, 700 euro generation (Yunani).

Biasanya, mereka tidak tertarik pada barang-barang mewah, perjalanan ke luar negeri, uang, dan karier yang sukses. Mereka menurunkan hasrat dan keinginan hidup duniawi, menghindari hiruk pikuk kehidupan, tetapi berbeda dengan biksu ya.

Pemikiran atau apa maunya mereka sulit dimengerti oleh orang normal. Tetapi mereka juga tidak peduli dengan apa yang orang pikirkan tentang mereka. Bagaimanapun juga kita hanya bisa menyalahkan kehidupan yang stress, yang semakin menjadi-jadi di masa depan. Begitu banyak pilihan hidup, dan ini salah satunya.


Sumber referensi:

  • https://trinhnhattuan.com/2021/08/31/lying-flat-movement-in-vietnam/
  • https://nikopartners.com/asias-lying-flat-generation-and-how-they-could-help-to-grow-the-regions-games-market/?lang=en
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Sampo_generation


Share:
Next Post Previous Post