Berbagai Coffee Chain di Indonesia (starbuck, janji jiwa, kopi kenangan, dll)

Berbagai Coffee Chain di Indonesia (starbuck, janji jiwa, kopi kenangan, dll)







Coffee chain Indonesia, atumiwa.blogspot.com - Bagi kalangan komunitas pecinta kopi, rasanya tidak bisa melewati hari dengan mudah tanpa segelas kopi, seperti ada yang kurang gitu, termasuk kekurangan semangat, seolah seperti lemas karena tidak ada minuman energi ini.

Orang atau perusahaan yang menjual kopi itu bisa dalam berbagai bentuk, mulai dari; kemasan kopi sachet, buka coffee shop, jual biji kopi, dalam bentuk botolan kopi cair, dan bubuk kopi yang dihaluskan dari biji.

Secara umum, orang yang membuka kedai kopi dan menjual minuman kopi, terbagi menjadi tiga jenis kategori.

Biarpun secara umum di Indonesia kita sebut kedai kopi (atau kopitiam untuk yang versi kalangan etnis tionghoa), tetapi di negara barat sana atau internasional, mereka menyebutnya dengan berbagai nama, mulai dari Cafe, Coffee Bar, Coffee Shop, Coffee House, dll. Semua itu memiliki perbedaan fungsi dan ukuran. Saya tidak akan menjelaskan lebih lanjut perbedaannya karena bukan itu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Ada sangat banyak coffee shop ataupun coffee house di Indonesia, beberapa di antaranya menggunakan sistem lisensi waralaba (franchise), sehingga bisa menyebar dan memperluas portofolio mereka dengan membuka berbagai gerai dan kedai kopi di seluruh wilayah penjuru Indonesia.

Berapa minggu terakhir ini saya lagi demam test beberapa merk kedai kopi franchise di Indonesia, kira-kira manakah kopi (coffee) yang menurut saya paling berkualitas, bagus, dan enak?

Yang saya bandingkan adalah kedai kopi yang waralaba dan juga bisnis utamanya ya kopi, jadi bukan seperti misalkan Dunkin Donuts, McDonald's atau KFC, mereka kan ada jual juga kopi tapi ya bukan utama, hanya menu sampingan. Demikian juga J.Co, biarpun ditulis J.CO Donuts & Coffee , tapi kita tahu konsumen yang kesana fokus utamanya adalah donutnya, bukan kopi.

Beberapa merek kompetitor kedai kopi waralaba yang saya ikut sertakan dalam testing percobaan uji rasa kopi adalah:

  1. Starbucks
  2. Excelso
  3. Kopi Janji Jiwa
  4. Kopi Kenangan
  5. Konnichiwa
  6. kopiQir
  7. Daily Dose
  8. Doppio.me
  9. Fore Coffee  
  10. Kopi Soe
  11. Kopi Nakama
  12. edit: Forty Six (46)
  13. edit: Feeling Brew

Karena saya bukan Q Grader Coffee, maka saya tidak akan memberikan penjelasan secara panjang lebar terperinci dengan karakter rasa dan citra rasa kopinya. Jadi saya hanya memberikan peringkat singkat sesuai dengan lidah saya.

Perlu diketahui bahwa semuanya menggunakan jenis kopi sama yaitu Latte, awalnya rencana saya mau menggunakan Cappuccino, tetapi ternyata tidak sangka Latte lebih umum dibandingkan Cappuccino karena tidak semua kedai kopi ada Cappuccino, tetapi Latte pasti ada, nomor dua setelah expreso (yeah mengejutkan bukan).

Dan tentunya tidak menggunakan gula atau pemanis (sweetener) apapun, pertama karena saya tidak suka manis, dan saya rasa jika ingin mengetahui rasa sebenarnya maka jangan masukkan berbagai komponen tambahan termasuk gula. Cukup kopi dan maksimal susu atau busa susu + air. Kalau susu saya tidak terlalu permasalahkan karena mayoritas semuanya menggunakan merek susu yang sama yaitu Green Field (termasuk Starbucks). Benar-benar monopoli ini Green Field di bidang susu pasteurisasi.

Coffee Chain di Indonesia

#1 Starbucks

Starbucks ini tentunya franchise kedai kopi yang paling terkenal dan paling banyak diminum oleh konsumen Indonesia dan dunia. Mereka telah berhasil membuat Starbucks menjadi sebuah brand mewah dan seperti sesuatu yang wajib menjadi pilihan pertama jika ingin meminum kopi, tempat nongkrong utama pilihan para kawula muda.

Harganya boleh dibilang salah satu yang paling mahal, mungkin cuma dibawah Excelso, dan % Arabica yang belum masuk Indonesia. Saya dengar % Arabica mau masuk Indonesia, penasaran juga dengan franchise kopi asal Jepang ini.

Dengan harganya yang sangat mahal gitu, jujur saja dari segi rasa minuman kopi bukan yang terbaik, di luar ekspektasiku. Rasanya sih enak, tidak jelek, tetapi bukan yang terbaik. Tapi Starbucks ini memang menang di brand image, jadi dengan jual mahal pun tetap paling laku, mereka fokus di segmen masyarakat tertentu.

Starbucks sering melakukan promosi, seperti promo buy one get one. Menurut saya kalau tidak mau rugi, tetap mending beli saat ada promo. Biarpun sudah diskon 50%, harganya pun tidak bisa disebut murah, tapi itu lebih ke strategi pemasaran, jadi top-up dulu harganya jadi mahal, terus karena brand image nya yang kuat, terus potong setengah harga promo, orang pun jadi berbondong-bondong antri beli dan minum. 

Menurut saya, bagian pemasaran starbucks itu orang jenius. Biarpun strategi ini tidak begitu berjalan di negeri Australia atau beberapa negara Eropa. Strategi dan taktik starbucks yang lain adalah, beda ukuran cup, beda harga cuma sedikit, sehingga orang akhirnya lebih banyak memilih yang ukuran cup lebih besar, padahal itu starbucks cuma nambah susu doank, jumlah kopi tetap sama double shot espresso. Jadi penambahan susu Green Field itu jauh tidak sebanding dengan penambahan harga, seolah starbucks jual susu dengan harga berkali-kali lipat, tapi konsumen otaknya pikir "wah beli yang lebih besar itu lebih untung ya". Orang yang tidak mengerti, akan membandingkan dengan merek kedai kopi lain yang secara volume dan ukuran cup tampak lebih kecil, sehingga tampak seolah-olah starbucks tidak mahal, padahal isinya cuma nambah susu doank, bahkan rumornya untuk Latte ukuran paling besar (grande cup) itu rasio kopi:susu adalah 2:14, jadi double shot espresso dengan 14 oz susu.

Starbucks umumnya menggunakan rasio kopi : susu yang berbeda, menggunakan standar sendiri, bukan standar internasional komunitas kopi. Umumnya orang Amerika Serikat tidak suka pahit, sehingga Starbucks menggunakan susu yang lebih banyak dalam jumlah rasionya, terutama untuk jenis Latte. Pantes saja orang Amerika gemuk-gemuk dan diabetesan.

Dari Starbucks menu, harga untuk Cappuccino adalah 46.000/49.000 (tergantung lokasi dan ukuran cup), untuk Latte sama harganya.

Jika mau minum Starbucks, wajib beli saat promo, biar ga rugi

 #2 Excelso

Excelso adalah yang paling mahal diantara semua yang saya coba dalam ulasan kopi waralaba. Excelso lebih mirip starbucks dimana fokus untuk minum di tempat/cafe dibandingkan bawa pulang ataupun sistem ojol beli makanan seperti gofood atau grabfood.

Ada harga ada kualitas, ya saya menempatkan Excelso sebagai yang terbaik dari segi rasa, di atas Starbucks pastinya. Berbeda dengan starbucks yang gaya amerika, Excelso lebih ke gaya Eropa. Dan yang paling kusuka disini adalah berbagai pilihan jenis kopi. Bahkan kita bisa memilih jenis kopi top high grade seperti Blue Mountain asal Jamaika yang sudah terkenal kualitas biji kopinya.

Excelso lebih diperuntukkan ke penikmat kopi sejati yang benar-benar mementingkan kualitas, tidak seperti Starbucks yang lebih ke kalangan masyarakat umum.

Harga Espresso: Rp 31.900 (gile dah), harga Latte: 50.000+


#3 Fore Coffee

Fore Coffee agak sulit saya cari, karena mayoritas sudah tutup (bangkrut) saat saya mencari-nya di aplikasi GoFood, GrabFood, ShopeeFood. Di Jakarta, merek ini mungkin cukup jalan, tetapi di kota  saya kurang diminati, bahkan mereknya kurang dikenal, jadi tidak aneh jika pada tutup, sisa beberapa doank.

Yang paling saya kagumi adalah di desain cup nya, nomor satu yang paling bagus, cantik, dan mewah dari semua kedai kopi yang pernah saya coba. Cupnya seperti ada lapisan timbul gaya 3D dan desain yang mewah, jadi dilihat saja sudah tahu itu kopi mahal. Entah kenapa Starbucks yang mahal harganya itu tidak mengikuti gaya desain mewah seperti ini.

Dari segi rasa, masih sedikit lebih baik daripada Starbucks, tapi tidak sebaik Excelso. Dari segi harga, sebenarnya boleh dibilang mahal juga, biarpun tidak semahal Starbucks, tapi masih lebih mahal dibandingkan merek-merek kedai kopi lainnya. Sebagai gambaran harga Espresso adalah 17.000 dan harga Latte adalah 27.000.

#4 Kopi Soe

Dari segi rasa dibandingkan Starbucks, sebenarnya hampir-hampir sama kualitasnya, mungkin 11/12 lah dengan starbucks. Cuma yang paling saya ga suka dari Kopi Soe adalah jumlah cairannya di dalam cup terlalu sedikit. Jadi jika Anda pesan tanpa es sama sekali, maka jangan harap bisa dapat lebih banyak cairannya, yang Anda dapatkan hanyalah terisi setengah cup, malahan rugi karena es juga ada biaya kan harusnya.

Kopi Soe terkenal dengan minuman regal-nya (Roegal/Rum Regal), tapi ga kusangka kopinya juga oke. Harga Cappuccino adalah 20.000 dan Latte 25.000. Tidak ada pilihan Espresso / Espreso disini, sungguh aneh.


---
Sementara empat biji itu yang saya ulas, pada awalnya mau review semuanya, tapi panjang juga ternyata, sifat males pun muncul pas setengah tulis, jadi kapan-kapan saja baru saya lanjut lagi jika pas ada semangat.

Kesimpulan

Saya pun membagi tier (kelas) dari kualitas rasa berdasarkan versi lidahku sebagai pecinta dan penikmat kopi yang berpengalaman tes berbagai macam jenis kopi.

Tier 1
  1. Excelso
  2. Fore Coffee
  3. Starbucks
  4. Point Coffee
  5. Kopi Soe

Tier 2
  1. KOF Coffee
  2. Konnichiwa
  3. Caffeine
  4. Tanair
  5. Nakama Brew
  6. Doppio.me
  7. Forty Six
  8. Kopi Titip Salam
  9. KOSU (kopi semua umur)

Tier 3
Tier ini tidak ada urutan peringkat, karena kualitas rasa kopinya menurut saya kurang dan tidak perlu diseriusin.
  • Kopi Janji Jiwa, Kopi Kenangan, kopi Feeling Brew, Daily Dose, Filosofi Kopi, Dari Pada by Hangry, Kopi Titik Koma, & kopiQir.
Untuk harga Latte, Janji Jiwa = Rp 20.000, Kopi Kenangan = Rp 22.000.

--
Untuk kedepannya saya belum tahu akan mencoba yang merek kedai kopi apalagi, pinginnya sih coba kedai kopi Kulo, tapi di kotaku uda ga ada, uda ditutup semua (pada bangkrut), sedangkan yang seperti Ternakopi tidak ada. Jadi mungkin next Maxx Coffee, atau Dari Hati.

Semoga makin banyak startup bisnis kopi di Indonesia.

Share:
Next Post Previous Post